Senin, 29 Agustus 2011

Resume : “How Restore Your Life - Work Balance (Sukses dalam Dunia Kerja dan Kehidupan Pribadi)









Salah satu hal yang paling dikeluhkan para pekerja adalah imbalan yang tidak memadai untuk kerja lembur. Sekarang ini tempat kerja telah menjadi lingkungan yang menyesakkan dan menyebabkan stres. Perkembangan teknologi memang bisa mempermudah tugas-tugas kita. Akan tetapi, perkembangan teknologi juga menawarkan berbagai peluang yang begitu menggoda, yang tak ingin dilepaskan. Dengan demikian, bukannya meringankan beban dan mengurangi stress tetapi malah sebaliknya, beban pekerjaan semakin meningkat dan tuntutan kemampuan semakin tinggi.
Jika pekerjaan telah sangat menuntut maka kebebasan mendasar kita pun terenggut. Kita harus bekerja tetapi juga butuh waktu untuk beristirahat dan santai. Jika kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, akan menimbulkaan stress dan depresi. Sehingga akan berdampak buruk bagi pekerjaan kita sendiri. Kita perlu mengembalikan keseimbangan hidup agar dapat memaanfaatkan waktu kerja denagn positif dan produktif.
Pikiran Getaran Tinggi (PGT) dapat membuat kita memiliki pandangan baru untuk mengembangkan diri sehingga produktivitas kita di tempat kerja meningkat. Dan dalam kelompok kerja akan membantu memaksimalkan efisiensi dan lingkungan kondusif untuk mencapai kinerja yang optimal. PGT juga akan menunjukkan cara memperbaiki kepercayaan diri dan meningkatkan citra diri agar dapat membangun kembali keseimbangan yang vital antara dunia kerja dan rumah tangga. Dan tentu saja dapat mengurangi stres.

DUNIA ENERGI KITA

Kita adalah bagian dari siklus energi seperti benda-benda yang ada di sekitar kita. Pikiran Getaran Tinggi (PGT) didasarkan fakta ini. Konsep ini memandang seseorang dan interaksi antarmanusia sebagai bagian dari proses transmisi energi yang bisa sangat mengembangkan individu. Anda menjadi bebas dan berdaya karena pemahaman tersebut menawarkan cara menggunakan pengetahuan untuk mengatasi hidup dengan lebih bermanfaatdan produktif. Emosi positif disebut energi bergetaran tinggi sedangkan emosi negatif disebut energi bergetaran rendah. Dan, PGT adalah sebuah sistem yang menempatkan pikiran positif pada tataran baru.
PGT memampukan Anda untuk mengendalikan kejadian dan situasi hidup. PGT dapat terajdi secara otomatis jika kita dalam situasi tertentu. Tehnik ini bisa diterapkan di segala aspek kehidupan, apa pun pekerjaan dan gaya hidup. Pada dasarnya, PGT membuat merasa nyaman dengan diri Anda dan selanjutnya Anda mampu mempertahankan faktor kenyamanan diri tersebut dalam berbagai masalah kehidupan yang menghampiri Anda.

CARA ENERGI EMOSI BERGETAR

Kita sudah paham bahwa seluruh dunia adalah bagian dari sistem energi yang kompleks. Daya energi emosional kita terapkan agar bisa bermanfaat bagi kita. Medan energi pribadi kita, bergetar secara konstan. Frekuensi getaran medan energi kita dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan kita.jadi, suasana hati bisa mengubah frekuensi getaran medan energi kita secara dramatis. Menurut para ilmuwan dan peneliti di Amerika Serikat, frekuensi gelombang energi yang ditransmisikan oleh perasaan cinta bergetar sangat cepat atau frekuensinya sangat tinggi. Sebaliknya, frekuensi gelombang perasaan takut bergetar sangat lamban atau frekuensinya sangat rendah. Untuk lebih mudah memahami konsep ini, coba sejenak bayangkan ketika anda sedang mendengarkan radio. Stasiun-stasiun radio mengalirkan gelombang radio secara terus-menerus. Gelombang tersebut selalu ada diudara sekitar kita walaupun kita tidak bisa melihatnya secara kasatmata. Jika radio anda tidak disetel secara tepat pada gelombang tertentu, anda hanya akan mendengarkan suara desisan. Tetapi, jika radio anda menangkap gelombang yang tepat, anda bisa mendengarkan dan menyimak suara tersebut dengan jelas, entah itu suara musik, berita, drama, maupun komedi.

Bahagia Memiliki Getaran Tinggi
Jadi, apapun yang kita pikirkan dan rasakan berdampak nyata karena mereka bisa mengubah frekuensi medan energi pribada kita. Saat kita bahagia, energi kita bergetaran tinggi. Saat kita sedih, energi kita bergetaran rendah. Kita pun bisa terpengaruh oleh pikiran dan perasaan orang lain. Energi bahagia yang bergetaran tinggi meningkatkan frekuensi medan energi personal kita. Ini dialami ketika kita berhasil mencapai sesuatu dengan baik. Pikiran dan perasaan positif, menjaga medan energi kita untuk tetap bergetar pada frekuensi tinggi, sehingga kita terasa nyaman. Semakin cepat gelombang energi kita bergetar, semakin tenteram perasaan kita, karena kita semakin dekat dengan frekuensi cinta. Begitu juga sebaliknya, pikiran dan perasaan negatif, memperlambat frekuensi medan energi kita dan membuat kita merasa sangat terpuruk. Semakin rendah getaran medan energi kita, semakin dekat kita pada getaran ketakutan.

Meningkatkan Kemudian Untuk Frekuensi Getaran Normal Kita
Secara hipotesis, pita gelombang itu bergerak dari 0 sampai 50.000 getaran per milisekon. Medan kita berfluktuasi antara ukuran ini dalam kehidupan sehari-hari kita. Saat kita merasa bahagia dan menikmati hidup, kita mungkin bergetar dengan kecepatan 35.000 getaran per milisekon, tetapi mungkin juga kita bergetar dengan kecepatan 6.000 getaran per milisekon saat kita merasa terpuruk. Dibutuhkan latihan PGT, latihan ini juga mengajarkan cara untuk mengontrol dampak energi bergetaran rendah dari lingkungan sekitar.

CARA FREKUENSI EMOSI KITA MUNCUL
Ketika kita menghabiskan banyak waktu untuk mencoba meningkatkan frekuensi getaran agar merasa lebih nyaman, masuk akal bila kita juga melihat faktor-faktor yang menentukan tingkat energi individu. Tingkat energi ini dibentuk dan dikendalikan terutama oleh pikiran bawah sadar kita.

Pikiran Sadar dan Bawah Sadar
Pikiran sadar adalah pikiran yang anda gunakan untuk menjalankan kegiatan rutin sehari-hari. Pikiran ini adalah bagian akal pikiran bersifat terpola yang mengerjakan kegiatan sehari-hari. Pikiran sadar anda secara otomatis menganalisa segala situasi yang menghadang, lalu membuat plot terbaik dan paling logis untuik menghadapi serta menyelesaikan. Pikiran bawah sadar anda adalah keberadaan yang lebih kompleksdan merupakan sumber daya yang sangat besar. Pikiran ini secara tak kentara dipengaruhi oleh keadaan sekitar anda dan memberi reaksi terutama terhadap rangsangan emosional. Banyak psikolog menyebut pikiran bawah sadar ini sebagai “sifat anak-anak dalam diri” karena nama ini paling tepat untuk menggambarkan karakteristik pikiran tersebut.

Tahun-tahun Pembentukan Kita
Faktor terpenting dalam menentukan tingkat frekuensi getaran normal adalah lima atau enam tahun pertama dalam kehidupan kita. Pada saat itu, terpola pemikiran umum tentang diri kita. Pada lima atau enam tahun pertama kehidupan kita ini, pikiran bawah sadar secara efektif terprogram dengan keyakinan tertentu akan diri dan bagaimana diri melihat dunia sekitar. Program ini kemudian akan melekat sepanjang hidup dan sulit untuk diubah. Pemrograman frekuensi getaran membuat batasan untuk kita dan memengaruhi setiap aspek kehidupan kita sejak saat itu.
Faktor paling berpengaruh dalam perkembangan kita adalah keluarga terdekat dan lingkungan tempat kita dibesarkan. Frekuensi getaran lingkungan dan keluarga adalah frekuensi yang kita ambil serta kita jadikan patokan. Pikiran bawah sadar anda tidak akan bergeser dari bagaimana ia dulu diprogramkan, entah itu baik atau buruk. Pikiran itu akan memonitor frekuensi getaran anda dan menjaga agar frekuensi itu sesuai dengan tingkat pemrograman. Tentu saja, kita harus mengakui bahwa kita tidak sama dan masing-masing individu adalah unik dengan banyak faktor yang menentukan kepribadian kita. Oleh karena itu, muncul pribadi-pribadi dan perilaku yang berbeda walau berasal dari lingkungan tumbuh yang sama.
Tingkat energi yang membuat kita merasa pas dengan diri kita sering disebut sebagai “zona nyaman”. Kita memiliki kualitas, kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kesombongan dan merasa diri penting akan menurunkan frekuensi energi.

CARA FREKUENSI EMOSI MEMPENGARUHI HIDUP KITA

Betapa terkekangnya hidup ini ketika membiarkan kehidupan. Meskipun seseorang ingin berhenti melakukan sesuatu hal sesuai pikiran bawah sadarnya, pikiran bawah sadarnya (sifat anak-anak dalam dirinya) tidak ingin berhenti. Karena bagi pikiran bawah sadarnya suatu perilaku yang telah diprogramkan selama lima atau enam tahun pertamanya dan merasa nyaman maka perilaku tersebut dianggap perilaku normal walaupun sebenarnya buruk. Manakala ingin keluar dari zona nyaman ini seabagai orang dewasa, pikiran bawah sadarnya mengambil kesempatan untuk menariknya kembali. Kita harus berjuang dalam pergumulan sehari-hari dengan pikiran bawah sadar kita, selain usaha agar tidak keluar dari zona nyaman kita merupakan langkah awal untuk bisa mengendalikan pikiran bawah sadar kita.
Pikiran bawah sadar menarik kita kembali ke zona nyaman, tak heran jikia kita kesulitan untuk bergerak maju dalam hidup ketika faktor ketika faktor yang sangat menghambat itu tersimpan dalam benak kita sendiri. Namun, mengetahui apa yang terjadi merupakan langkah awal untuk bisa melakukan sesuatu untuk menghadapinya.
Jika seseorang mempunyai pandangan hidup secara positif maka pikiran bawah sadarnya memonitor kehidupannya dan menjaganya tetap berada di zona berfrekuensi lebih tinggi dimana pikirannnya dipropgram untuk mempercayai dirinya apa adanya.

MACAM-MACAM FREKUENSI

Fondasi pikiran bawah sadar dan tingkat frekuensi rata-rata kita dibentuk pada masa awal hidup kita, tingkat frekuensi kita berubah seiring berjalannya waktu, interaksi dengan orang-orang yang kita temui dan berbagai tantangan hidup yang dihadapi. Kita secara teratur menghadapi energi bergetaran tinggi maupun rendah dari dalam maupun luar.
Cara kita berinteraksi dengan orang lain memiliki dampak besar untuk tingktan energi kita sehari-hari. Semakin sering berada di lingkungan energi bergetaran tinggi, semakin bermanfaat bagi tingkat energi sehari-hari. Dan, jika dikelilingin orang-orang yang bergetaran tinggi, akibatnya bisa membantu merangsang peningkatan energi dalam jangka panjang. Tempat juga memiliki frekuensi getaran.
Kita meraih sukses dalam berbagai hal yang berbeda-beda. Kesuksessan tersebut menungkatkan dan meneguhkan pendapat baik tentang diri sendiri, memberi kepercayaan diri lebih pada kemampuan kita, dan mengubah pola pikir pribadi kita. Ini berarti frekuensi energi pribadi kita meningkat. Tetapi jika menghadapi masalah yang tidak sanggup ditangani maka bisa saja menekan tingkat getaran anda.
Kita semua mengalami fluktuasi getaran alami setiap hari saat. Kita selalu memandang situasi yang sama dari tingkat frekuensi yang berbeda. Pikiran-pikiran kita bisa saja memiliki getaran tinggi atau arendah yang masing-masing berpengaruh pada tinggi rendahnya getaran medan energi pribadi kita dan bisa mempercepat atau memperlambatnya saat kita melakukan aktivitas sehari-hari Anda tidak bisa menghindari energi bergetaran rendah di lingkungan anda merupakan hal yang alami. Ynag perlu dipehatikan adalah bagaimana reaksi Anda terhadap serangan berfrekuensi rendah itu, karena sebenarnya Anda bisa mengendalikan besar kecilnya dampak situasi dan peristiwa ini. Jika energi negatif begitu kuat, dibutuhkan senjata berkekuatan sama untuk melawannya dan senjatanya adalah pikiran bergetaran tinggi.

MENGAMBIL ALIH KENDALI

Energi bergetar di sekitar kita. Energi cinta bergetaran tinggi; energi takut bergetaran rendah. Semakin kita dekat dengan getaran cinta, semakin kita dekat dengan kesuksesan dalam segala aspek kehidupan. Hampir semua masalah hidup ada pada tataran frekuensi rendah. Jadi, jika anda berfokus pada energi bergetaran rendah, anda kemungkinan besar akan lebih sering sakit, sering bertengkar, segalanya tampak lebih sulit. Pikiran bergetaran tinggi adalah cara belajar untuk membebaskan diri dari pikiran bergetaran rendah dan menggantikannya dengan pikiran bergetaran tinggi. Lebih masuk akal untuk mencoba berpikir dengan cara yang lebih bergetaran tinggi, karena dengan begitu anda bisa menguasai diri anda. Jika anda mampu menguasai pikirandan perasaan, anda akan bisa mengubah hidup anda. Anda bisa belajar menggunakan pikiranbergetaran tinggi dalam segala aspek kehidupan anda. Langkah pertama untuk bisa menguasai medan energi anda adalah menyadari manfaat pikiran bergetaran tinggi. Hal tersebut akan membuat anda memahami apa yang terjadi pada pikiran anda dan menyadari ketika anda kehilangan kendali. Apabila anda sudah mengambul langkah pertama tersebut, tak akan lama lagi anda bisa secara otomatis menaksir situasi energi anda dan mempraktikkan pikiran bergetaran tinggi. Dengan begitu, anda terbebas dari kendali energi negative.

Memprogram Kembali Pikiran Bawah Sadar Kita
Ada dua elemen untuk membuat pikiran bergetaran tinggi berfungsi: pertama berkaitan dengan tingkat energi mendasar yang dimiliki, dan kedua berkaitan dengan bagaimana reaksi terhadap perubahan tingkat energi di sekitar anda. Pengaruh pengalaman tahun-tahun pembentukan kita membantu membentuk frekuensi getaran normal kita dan menentukan zona nyaman kita: bagaimana kita menilai diri dan jenis kehidupan yang pantas untuk kita. Seumur hidup, pikiran bawah sadar memonitor perasaan dan tindakan kita agar tidak keluar dari zona nyaman, entah hal tersebut baik atau buruk untuk kita. Jika kita ingin melampaui zona nyaman tersebut, kita akan terlibat dalam perebutan kendali dan kita biasanya ada di pihak yang kalah. Ada cara lain kita bisa menghindari peperangan tersebut sekaligus mampu memegang kendali. Cara tersebut adalah dengan memprogram ulang pikiran bawah sadar, sehingga kita bisa mengubah batas zona nyaman.
PGT adalah cara pemrograman ulang yang membutuhkan kemauan sekeras baja. Langkah pertama untuk berubah adalah memahami cara kerja pikiran anda, kemudian menerima kekuatan pikiran bawah sadar. Jika anda sudah menyadari ini, anda bisa maju selangkah dengan membuat rencana masa depan yang baru dan menyenangkan. Jadi, anda bisa memahami bahwa pikiran bawah sadar anda bisa di program untuk kesuksesan atau kegagalan. Pikiran bawah sadar akan menggunakan pengaruhnya yang kuat untuk melakukan apa yang diprogramkan untuknya. Ada beberapa cara untuk mengubah zona nyaman anda yang berhubungan dengan masalah khusus dan hal-hal yang relevan dengan anda, di antaranya adalah: Berubah dari sekarang yang akan membawa perbedaan dalam hidup anda, Jangan terpengaruh dengan energi bergetaran rendah, Berkonsentrasi pada masa kini, Selangkah demi selangkah.

ENERGI BERGETARAN RENDAH DI TEMPAT KERJA

Kemampuan kerja yang lebih rendah dibandingkan potensi yang dimiliki, disebabkan adanya energi bergetaran rendah ini begitu memenuhi pikiran dan membuat tidak bisa bekerja dengan optimal sesuai potensi yang di miliki, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi frekuensi energi pribadi seseorang, semakin baik kemampuan kerjanya. Energi bergetaran rendah menyerang dari dalam diri sendiri, yaitu melalui pola pikir sehari-hari. Pada frekuensi tingkat rendah, tempat kerja bisa menjadi tempat yang sangat tidak menyenangkan.

Motivasi Para karyawan
Energi bergetaran rendah mengakibatkan para karyawan sulit memiliki motivasi untuk bekerja efisien. Kurangnya motivasi beberapa karyawanbisa berpengaruh pada karyawan lain, bahkan juga pada karyawan yang antusias terhadap pekerjaannya. Dapat merusak kinerja semua orang yang berada di sekitarnya. Perusahaan yang menuntut terlalu banyak pada seseorang secara berlebihan dibandingkan yang lain akan menyebabkan kemampuan kerja menurun dan tidak optimal sesuai dengan potensi yang sesungguhnya.
Suasana kerja yang dipenuhi dengan energi bergetaran rendah menyebabkan para karyawan membawa energitersebut kerumah mereka dan akan terus memikirkan masalah pekerjaan yang membuat waktu luang dan istirahat mereka dipenuhi kelelahan, kekhawatiran, dan kekecewaan. Kemudian mereka memandang pekerjaan tersebut sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan dan tidak bisa menikmatinya sebagai bagian yang positif dari hidup mereka dan merampas waktu mereka.
Dengan demikian, pekerja harus membuat keseimbangan antara bekerja dengan rajin dan berkomitmen atau sekadar menyelesaikan tugas, dengan cara memahami prinsip-prinsip PGT. PGT memastikan terciptanya tempat kerja yang lebih kondusif untuk meraih keberhasilan dan beroperasi sesuai dengan potensi yang sesungguhnya. Dan, hasil dari semua itu adalah keseimbangan hidup secara keseluruhan yang menyenangkan para karyawan.

ZONA BERFREKUENSI TINGGI UNTUK SUKSES

Untuk menyadari potensi anda yang sesungguhnya, anda perlu menyelaraskan medan energi pribadi dengan frekuensi cinta secara tetap. Ini berarti, zona nyaman anda akan berada pada getaran tinggi dan anda akan belajar mengatur energi bergetaran rendah di sekitar anda, sehingga anda tetap berada pada medan energi bergetaran tinggi sepanjang waktu atau selama apa pun yang mungkin diusahakan manusia. Tujuan yang akan senantiasa kita perjuangkan adalah tetap berada pada zona bergetaran tinggi. Kita bisa membuat sesuatu yang lebih baik, bahkan jauh lebih baik, bagi hidup kita setiap hari. Ini bisa dimulai dengan cara menggunakan pikiran bergetaran tinggi.

Mencapai Zona Kepuasan
Para psikolog menyebutnya “zona kepuasan”. Ini adalah saat Anda merasa tidak akan salah langkah lagi. Segala sesuatu berjalan seperti yang diinginkan. Anda berada di puncak prestasi dan pengaruh Anda bergaung di sekeliling. Keadaan energi seperti inilah yang berusaha kita capai dengan PGT (Pikiran Getaran Tinggi).
Ketika memahami cara kerja PGT, dapat dimengerti bahwa zona kepuasaan itu adalah keadaan dimana Anda tidak memiliki keraguan atau pikiran negative dalam bentuk apa pun. Keyakinan adalah kunci utamanya. Ketika benar-benar yakin bisa mencapai tujuan itu, tertutuplah pintu untuk energi bergetaran rendah. Pada keadaan inilah, frekuensi energi pribadi Anda bergetaran pada tingkat yang paling tinggi. Dengan PGT, kapan pun kita bisa memasuki zona ini atas kemauan kita. Dan, ini hanya membutuhkan sedikit latihan. Dalam pekerjaan, semakin Anda dekat dengan zona berfrekuensi tinggi, semakin banyak pencapaian yang bisa diraih. Rahasianya adalah bersikap santai dan tenang sehingga bisa melepaskan diri dari berbagai tekanan yang mengganggu sekaligus menjadi yakin akan kemampuan Anda.

MEMPRAKTIKKAN PGT

Prinsip-prinsip PGT ini memampukan anda untuk menangani berbagai persoalan dengan cara yang lebih produktif dan menguntungkan. Prinsip PGT adalah untuk pribadi.

1. Menyadari bahwa PGT adalah sebuah bagian yang hilang, sehingga jika tidak ada PGT selalu merasa ada yang kurang.
2. Afirmasi awal berupa sebuah pernyataan pada diri sendiri bahwa andalah yang akan mengendalikan hidup anda, yang bisa mengingatkan diri sendiri.
3. Lupakan masa lalu yang berfrekuensi rendah.
4. Memaafkan semua orang yang bertanggung jawab atas semua hal buruk di masa lalu yang memengaruhi hidup anda.
5. Fokuslah pada masa kinidan usahakanlah yang terbaik.
6. Bergabung dengan orang-orang dan tempat-tempat bergetaran tinggi.
7. Bakar pikiran negative yang membuat tidak percaya diri.
8. Jangan ragu-ragu dengan apa yang bisa anda capai.
9. Biarkan komentar-komentar negative itu berlalu.
10. Megembalikan energi negative itu kepada orang yang menciptakannya.
11. Jadilah diri sendiri.
12. Mengalihkan topik pembicaraan yang membuat anda merasa tertekan.
13. Berdirilah dengan penuh keyakinan dan percaya dirilah.


MEMAKSIMALKAN EFISIENSI DENGAN PGT

Tempat kerja anda dan energi bergetaran rendah yang bisa menyebabkan anda tidak dapat bekerjadengan maksimal, karena tempat ini menjadi kunci keseimbangan hidup antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga anda. Anda harus berupaya untuk meningkatkan energi bergetaran tinggi bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan juga untuk orang-orang di sekitar anda. Cara mempromosikan PGT pada mereka yaitu;

* Melawan energi bergetaran rendah di tempat kerja.
* Melakukan segala hal dengan terorganisasi dan teratur.
* Gunakanlah waktu sebaik-baiknya.
* Perencanaan yang cepat.
* Komunikasi.
* Bertahanlah dengan zona tersebut.


BAGAIMANA MENCAPAI KESEIMBANGAN ITU

Jika lingkungan kerja dan rumah tangga anda tidak seimbang, dapat dipastikan kehidupan rumah tangga andalah yang dikalahkan. Merenungkan kehidupan rumah tangga dan kerja anda dengan lebih tenang dan menguraikan secara lebih gamblang apa saja yang ingin anda capai. Merasa yakin bahwa PGT bekerja dengan baik dan terasa manfaatnya dalam pekerjaan. Merencanakan dengan lebih efektif . komunikasi yang terjalin dengan linhkungan harus semakin baik. Kemudian, buatlah daftar tentang apa saja yang masih bisa anda tingkatkan dalam pekerjaan.
Membicarakannya dengan bos, tunjukkan keuntungan-keuntungan yang bisa diraih dari ide-ide untuk diri anda sendiri maupun untuk lingkungan perusahaan. Sediakan waktu untuk melakukan sesuatu yang memang anda inginkan di rumah. Dengan mengombinasikan strategi meningkatkan kemampuan kerja, membangun kepercayaan diri, dan menikmati waktu untuk sesuatu yang memang anda inginkan, anda akan dapat membangun sebuah keseimbangan hidup yang konstruktif dan bermakna.

MEMBAWA PERSOALAN DALAM ZONA NYAMAN

Jagalah agar anda tetap merasa nyaman dengan diri sendiri sepanjang waktu. Lakukanlah secara bertahap, ketika telah mengafirmasi betapa hebatnya anda, anda bisa mulai melakukan sesuatu untuk mengubah kebiasaan anda. Lakukan hal itu secara bertahap. Fokuslah pada apa yang telah anda capai sepanjang hari itu. Evaluasi ulang diri anda, terus katakanlah pada diri sendiri bahwa dalam kehidupan dengan keseimbangan yang baru ini, anda memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal yang baik itu. Akhirnya, pikiran bawah sadar anda akan menerima pesan tersebut dan mengubah zona nyaman anda untuk mengakomodasi hal-hal tersebut seperti yang anda inginkan.

BAB 14
JIKA ANDA SEORANG BOS

PGT dapat dijadikan dasar untuk berbagai program pelatihan dalam bisnis, karena apa pun yang anda lakukan untuk memperbaiki efisiensi kerja akan lebih bermafaat jika menggunakan PGT. Jika ingin memperbaiki suasana kerja, mengurangi tingkat stress karyawan, satu hal terpenting yang harus anda lakukan adalah meningkatkan frekuensi energi yang ada. Ini adalah hal yang vital untuk dilakukan demi meningkatkan produktivitas dan keuntungan, menciptakan atmosfer kerja yang lebih nyaman, mengurangi ketegangan, dan meningkatkan motivasi kerja. Prinsip-prinsip pelaksanaan PGT untuk lingkungan kerja sama sekali tidak berbeda dengan aplikasi untuk pribadi. Anda hanya perlu membuat sedikit penyesuaian saja. Prinsip-prinsip tersebut adalah;

1. Berilah contoh yang baik.
2. Didiklah karyawan menggunakan PGT.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang baik.
4. Menyiapkan agar segala sesuatu terorganisasi dengan baik, dan struktur perusahaan yang baik menjadi sangat penting (Organisasi).
5. Disiplin.
6. Konsistensi dan keadilan, dimana memperlakukan para karyawan dengan cara-cara yang adil adalah penting.
7. Perencanaan, yaitu sesuatu yang vital untuk suatu kerja yang efektif karena akan mengurangi kemungkinan sesuatu berjalan meleset dan memastikan bahwa keputusan tidak diambil oleh orang yang tidak berwenang, yang membuat orang yang bersangkutan tidak nyaman dan membahayakan perusahaan.
8. Berkomunikasi dengan para karyawan secara intensif dan regular.
9. Membangkitkan semangat dan memberikan penghargaan kepada karyawan.


TIGA LANGKAH MENUJU HIDUP SEIMBANG

Membangun tingkatan rata-rata getaran energi supaya bisa menyelesaikan pekerjaan kantor dengan baik dan menciptakan keseimbangan antara urusan rumah tangga dan kantor merupakan rencana yang harus ditindaklanjuti agar benar-benar bisa mengubah hidup Anda. Setiap orang memiliki potensi untuk melakukan pekerjaan sesuai bakatnya, dihargai sesuai kemampuannya, sekaligus menikmati waktu luangnya untuk memelihara kehidupan rumah tangga yang bahagia.
Tujuan latihan dalam buku ini adalah membantu Anda untuk memiliki frekuensi energi yang lebih tinggi dalam cara piker Anda secara menyeluruh dan perlahan mengurangi pola pikir berfrekuensi rendah yang mungkin ada pada diri Anda. Ini juga berpengaruh dalam meningkatkan frekuensi energi pribadi Anda untuk menyingkirkan hambtan yang berasal dari zona nyaman Anda. Ada tiga langkah dalam proses ini, yaitu;
Ø Langkah 1: terimalah tanggung jawab.
Ø Langkah 2: buat komitmen untuk menciptakan keseimbangan antara kehidupan rumah tangga dan pekerjaan.
Ø Langkah 3: lakukan program latihan selama enam minggu untuk memprogram ulang pikiran bawah sadar Anda.

Program Pengembangan Diri Sendiri
Program pengembangan diri ini untuk diterapkan selama enam minggu. Ini adalah waktu yang cukup untuk memulai suatu perubahan, dan sebaiknya diulangi empat kali dengan jeda istirahat satu minggu di antara periode enam minggu ini. Inilah hal yang harus dilakukan.
Ø Buatlah pernyataan bahwa Anda sungguh-sungguh mau menerima tanggung jawab dan ulangilah pernyataan berikut sesering mungkin.
Ø Buatlah komitmen untuk menyeimbangkan kehidupan Anda dan ulangilah pernyataan ini sesering mungkin.
Ø Persembahknalah komitmen itu untuk seseorang yang sungguh berarti bagi hidup Anda.
Ø Bacalah afirmasi bergetaran tinggi.
Ø Baca ulang afirmasi minggu Anda sebanyak sepuluh kali di pagi hari dna sepuluh kali di malam hari setiap hari.
Ø Gunakanlah latihan visualisasi.

MENERIMA TANGGUNG JAWAB

Ketika Anda menerima tanggung jawab atas apa yang terjadi pada hidup Anda, pada saat itulah Anda memegang kendali dan biasa melakukan sesuatu. Kunci hidup bahagia dan berhasil adalah membangun serta memelihara keseimbangan yang benar natara pekerjaan dan hidup rumah tangga. Pikiran sadar tidak memegang kendali terus-menerus Karena lebih sering pikiran bawah sadarlah yang mengontrol kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus-menerus menyadari dan memantau pikiran, serta kemudian memutuskan untuk tetap tinggal pada zona nyaman yang berdampak positif. Sikap menerima tanggung jawab juga berdampak pada terlepasnya pola-pola pikiran bergetaran rendah.

BAB 17
MEMBUAT KOMITMEN

Berkomitmen total untuk meningkatkan getaran energi akan memberi kekuatan yang luar biasa. Ketika niat terpusat penuh, kita melangkah menuju kekuatan pikiran bawah sadar yang luar biasa dan dengan itulah kita memanfaatkan dukungannya yang penuh untuk kebutuhan kita.
Sikap komitmen mengatasi batasan-batasan yang diciptakan oleh keyakinan kita sendiri, oleh masyarakat, dan oleh pengalaman masa kecil. Dan juga memungkinkan untuk mencapai potensi kita yang sesungguhnya. Semakin bersungguh-sungguh berkomitmen, semakin sedikit muncul persoalan yang dibawa oleh pikiran bawah sadar.
Cara yang baik untuk mengobarkan kembali komitmen adalah mempersembahkan tujuan itu bagi seseorang yang istimewa dalam hidup Anda. Perwujudan dedikasi semacam ini akan membantu mempertahankan diri ketika pikiran bawah sadar mulai mengganggu dan ketika kemauan atau keyakinan diri melemah. Oleh karena itu kita harus memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan pikiran kita saat itu, yang akan memampukan Anda untuk bertahan dalam komitmen mencapai target dan memegang kendali atas pikiran bawah sadar Anda sendiri.

AFIRMASI ANDA

Dua metode utama untuk meningkatkan getaran energi adalah afirmasi dan visualisasi. Kedua hal ini sangat mudah dipraktikkan dan sangat sederhana. Metode ini bergantung pada kemauan dan kekuatan Anda dalam pengulangan-pengulangan. Metode ini juga dapat mewujudkan potensi kerja yang sesungguhnya, menjaga kendali atas beban pekerjaan dan produktivitas Anda, sekalisus menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga.
Afirmasi adalah pernyataan ampuh yang berulang-ulang Anda katakana kepada diri sendiri, sampai akhirnya pikiran bawah sadar menerima pernyataan tersebut sebagai hal yang benar. Akibatnya, Anda memprogram ulang pikiran bawah sadar dan juga memperjelas kembali batasan-batasan dalam zona nyaman Anda. Afirmasi harus dituliskan dengan penekanan masa sekarang, seakan Anda telah mencapainya. Jangan biarkan afirmasi itu memberi sedikit peluang pun pada keraguan karena afirmasi memiliki pengaruh yang cukup nyata dalam kehidupan sehingga manfaatkanlah sebaik-baiknya. Afirmasi dapat berpengaruh positif dan negative. Andalah yang harus menyingkirkan pikiran negative itu dan menggantinya dengan pikiran positif.
Anda tidak bisa terus-menerus menyerang pikiran bawah sadar, anda harus menghidupi dan menghayati pikiran-pikiran bergetaran tinggi, dan pikiran itu akan mendorong naik frekuensi medan energi pribadi Anda yang dapat mengubah hidup menjadi lebih baik.

VISUALISASI ANDA

Visualisasi adalah alat paling ampuh yang bisa digunakan untuk memprogram ulang pikiran bawah sadar. Yang harus dilakukan adalah meyakinkan pikiran bawah sadar bahwa Anda mampu mencapai subjek visualisasi Anda. Rasa percaya adalah kunci meraih sukses, karena memiliki kepercayaan bisa menyingkirkan segala keraguan dari pikiran dan menggerakkan Anda menuju zona frekuensi dimana segala hal itu mungkin terjadi. Kemudian bersikap santai, tahu bahwa Anda akan berhasil dan percaya pada kemampuan Anda.
Latihan visualisasi ini akan membantu menghilangkan energi negative dan melindungi dari energi negative apa pun. Juga memampukan Anda untuk bersantai dalam merasakan kedamaian dan kebahagiaan bahwa zona berfrekuensi tinggi ada didalamnya.
Kunci keberhasilan visualisasi adalah belajar menggunakan imajinasi untuk keuntungan diri sendiri dengan cara belajar untuk melihat diri sendiri dalam situasi yang positif. Untuk itu diperlukan latihan visualisasi setiap hari. Waktu yang paling baik adalah pada pagi hari, saat Anda bangun tidur karena hal ini akan membentuk energi pada getaran tingkat tinggi sepanjang hari itu. Visualisasi akan lebih efektif jika mengikutsertakan orang-orang, tempat dan situasi yang akrab dengan Anda. Libatkan pula segala hal yang membuat nyaman dengan diri sendiri. Latihan visualisasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut;
Ø Membuat visualisasi sifat anak-anak dalam diri Anda merasa nyaman.
Ø Menikmati visualisasi sifat anak-anak dalam diri Anda.
Ø Membangun visualisasi tentang keseimbangan yang bertujuan agar kehidupan karier tidak menganggu rumah tangga Anda.

Visualisasi dapat juga untuk menolak energi negative yang bertujuan agar Anda tetap teguh dalam zona frekuensi tinggi dimana tak ada tempat untuk energi bergetaran rendah sehingga bisa mengoptimalkan potensi dalam diri yang sesungguhnya.
Belajar berkomunikasi dengan sifat anak-anak dalam diri itu penting, jika benar-benar menginginkan kemajuan dan menyadari betul bahwa didalam dirinya mempunyai potensi yang luar biasa. Intinya adalah menyesuaikan pikiran sadar kita dengan sifat anak-anak dalam diri kita yang dominan. Untuk bisa melakukannya, hal utama yang harus dilakukan adalah membuka komunikasi.


Resume : “How Restore Your Life - Work Balance (Sukses dalam Dunia Kerja dan Kehidupan Pribadi),Steve Wharton, Kanisius, 2009.”

TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN DALAM SEKTOR PUBLIK
Oleh: I Wayan Gede Suacana

A. Pengantar
Para ilmuwan yang memperdalam ilmu pemerintahan dan administrasi negara sering dihadapkan pada berbagai pertanyaan dan keraguan teori organisasi dan manajemen yang diajarkan pada kedua jurusan tersebut sebagai mata kuliah pokok jurusan. Keraguan-raguan ini disebabkan oleh adanya kritik bahwa teori organisasi dan manajemen yang selama ini diajarkan, yang lebih banyak mengacu pada organisasi swasta dan manajemen ilmiah dianggap kurang tepat untuk menjelaskan persoalan pemerintahan dan administrasi negara yang lebih banyak berkaitan dengan sektor publik.

Dewasa ini muncul saran dari pakar kedua bidang ilmu tersebut untuk meninggalkan teori manajemen ilmiah yang normatif tersebut. Alasannya adalah bahwa teori manajemen ilmiah (POSDCORB) kurang relevan dengan konteks pemerintahan dan administrasi negara, dan bahwa ada kelemahan yang terkandung dalam prinsip-prinsip tersebut. Appleby, dan Waldo, misalnya tidak melihat bahwa doktrin manajemen ilmiah tersebut sebagai doktrin terbaik. Mereka melihatnya sebagai salah satu cara saja dari cara-cara yang ada. Begitu pula Simon, yang melihat bahwa ketidak-konsistenan yang terdapat dalam prinsip-prinsip manajemen ilmiah, misalnya antara prinsip span of management dengan prinsip communication.

Kritik yang demikian menuntut disusunnya teori organisasi dan manajemen baru yang dikenal dengan teori organisasi dan manajemen publik (OMP), yang diharapkan lebih relevan dan lebih tepat apabila diterapkan dalam pemerintahan dan administrasi negara. Tulisan singkat ini dimaksudkan untuk memberikan pengenalan tentang teori tersebut. perbedaannya dengan teori organisasi dan manajemen swasta (OMS), pendekatan-pendekatan yang dimilikinya, serta beberapa karakteristik OMP modern. Pembahasan ini dianggap penting mengingat bahwa OMP mulai dipopulerkan untuk diajarkan baik di jurusan ilmu pemerintahan maupun administrasi negara dalam rangka memberikan bekal yang lebih relevan bagi para calon administrator publik, manajer publik, ahli analis kebijakan maupun para calon akademisi kedua disiplin keilmuan tersebut.



B. Batasan dan Ruang Lingkup
Batasan tentang organisasi sangat bervariasi. Nicholas Henry (1988), setelah mempelajari berbagai batasan yang dikemukakan beberapa ahli seperti Victor A. Thompson, Chester A. Barnard, dan E. Wight Bakke, mengatakan bahwa kesimpulan dari berbagai batasan tersebut ternyata berbeda-beda. Atau dengan kata lain , setiap ahli memandang organisasi secara berbeda. Selanjutnya Henry (1988: 73) menyebutkan beberapa karakteristik yang pasti dari suatu organisasi adalah bahwa organisasi: 1) punya maksud tertentu, dan merupakan kumpulan berbagai macam manusia; 2) punya hubungan sekunder atau impersonal; 3) punya tujuan yang khusus dan terbatas; 4) punya kegiatan kerja sama pendukung; 5) terintegrasi dalam sistem sosial yang lebih luas; 6) menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungannya; serta 7) sangat terpengaruh atas setiap perubahan lingkungan. Sedangkan khusus untuk organisasi publik dapat dirumuskan dengan menambah satu karakteristik lagi, yakni: memperoleh sumber-sumbernya (pajak dan legitimasi) dari negara, dan dijembatani oleh lembaga-lembaga kenegaraan. Organisasi publik sering terlihat pada bentuk organisasi instansi pemerintah yang juga dikenal dengan birokrasi pemerintah. Istilah birokrasi ini diberikan kepada instansi pemerintah karena pada awalnya tipe organisasi yang ideal yang disebut birokrasi merupakan bentuk yang diterima dan diterapkan oleh instansi pemerintah.

Manajemen publik tidak lain dari manajemen instansi pemerintah. Overman (dalam Keban, 1994) mengemukakan bahwa manajemen publik bukanlah “manajemen ilmiah”, meskipun sangat dipengaruhi oleh “manajemen ilmiah”. Manajemen publik juga bukan “analisis kebijakan”, bukan administrasi publik yang baru, atau kerangka yang lebih baru. Manajemen publik merefleksikan tekanan-tekanan antara orientasi “rational-instrumental” pada satu pihak, dan orientasi politik kebijakan di pihak lain. Manajemen publik adalah suatu studi interdisipliner dari aspek-aspek umum organisasi. Ia merupakan gabungan fungsi-fungsi manajemen seperti: perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan dengan sumber daya manusia, keuangan, fisik, informasi dan politik. Berdasarkan pandangan tersebut, Ott, Hyde dan Shafritz (1991:xi) mengemukakan bahwa manajemen publik dan kebijakan publik merupakan dua bidang pemerintahan yang tumpang tindih. Tapi untuk membedakan keduanya, dapat dikemukakan bahwa kebijakan publik merefleksikan “sistem otak dan syaraf’ , sementara manajemen publik mempresentasikan “sistem jantung dan sirkulasi” dalam tubuh manusia.

Catheryn Seckler Hudson (Shafritz & Hyde:1987) memberikan masing-masing penjelasan konsep organisasi di satu pihak dan manajemen dipihak lain agar tidak membingungkan. Organisasi adalah pembagian dan unifikasi dari usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan atau kebijakan. Manajemen didefinisikan sebagai pemanfaatan yang efektif sumber daya manusia dan material dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, berdasarkan pendapat Hudson, apabila digabungkan, OMP dapat diartikan sebagai pembagian dan pemanfaatan sumber daya manusia dan materi berdasarkan kebijakan publik yang diarahkan oleh pemerintah pusat dalam organisasi publik dengan menggunakan metode kerja, sistem informasi dan koordinasi yang efektif di dalam lingkungan publik yang dinamis.

Apa saja yang merupakan ruang lingkup kajian OMP merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami isu-isu yang berkembang di dalamnya. Setidaknya, terdapat sejumlah arena yang merupakan ruang lingkup OMP, dimana pemerintah dituntut menerapkan pola bertindak yang berbeda pada masing-masing arena.

Harmon dan Mayer (1986) mengindikasikan adanya tiga arena OMP, yaitu:

1. Inter-organizational arena. Suatu arena dimana administrator publik bertindak sebagai wakil dan agen dari organisasi dalam berhubungan dengan organisasi-organisasi lain. Di arena ini terjadi hubungan antar organisasi, masing-masing aktor dalam melakukan hubungan mengemban misi dari organisasi yang diwakilinya. Dalam arena ini berbagai isu keorganisasian dapat muncul, misalnya bagaimana melakukan koordinasi antar intansi dalam penyelenggaraan program antar sektor, bagaimana menciptakan hubungan yang serasi dan dinamis antara intansi pusat dengan daerah, bagaimana memelihara hubungan antar organisasi pada tingkat lokal, nasional, regional, atau internasional.

2. Intra-organizational relations. Dalam arena ini yang menonjol adalah struktur internal yang mendefinisikan hubungan dalam organisasi. Hubungan ini dapat digambarkan dalam bagan yang menunjukkan siapa menjabat apa, siapa melapor kepada siapa dalam satu unit organisasi. Disini manusia dalam organisasi bertindak mewakili peranan individual yang dimainkan (sebagai kepala, sekretaris, atau bendahara) bukan sebagai pribadi yang utuh. Hal yang ditonjolkan di sini adalah bagaimana suatu peran berhubungan dengan peran lain. Dalam kerangka hubungan ini kita dapat membedakan antara organisasi formal dan organisasi informal. Pada organisasi formal, hubungan yang terjadi adalah dalam kaitanya dengan peran formal yang secara sah diemban oleh setiap aktor, sedangkan pada organisasi informal hubungan antar individu terjadi di luar peranan formal tersebut, tetapi berdasarkan kesepakatan tidak resmi atau tradisi. Dalam arena ini berbagai isu keorganisasian dapat muncul, misalnya bagaimana menentukan deskripsi kerja dan kordinasi kerja antar bagian dalam suatu organisasi, bagaiamana mengatur mekanisme pelaporan yang efisien atau sistem pengendalian yang efektif, dan sebagainya.

3. Organization to individual relations. Dalam arena ini hubungan yang terjadi adalah antara individu yang bertindak di bawah otoritas yang dimilikinya (nisalnya sebagai manajer atau sebagai kasir) dengan orang-orang lain sebagai pribadi baik yang ada di dalam atau di luar organisasi. Termasuk dalam kategori ini adalah hubungan antara manajer (mewakili kepentingan organisasi) dengan pekerja (mewakili kepentingan pribadi sebagai penjual tenaga), atau antara petugas lapangan (mewakili kepentingan organisasi) dengan kliennya (mewakili kepentingan pribadi mereka). Dalam arena ini berbagai isu keorganisasian penting dapat muncul, misalnya bagaimana memotivasi bawahan, bagaimana menyelesaikan konflik dalam organisasi, bagaimana menyelenggarakan pelayanan yang memuaskan kepentingan langganan, dan sebagainya.

Walaupun organisasi dan manajemen merupakan proses universal, tetapi ligkungan yang berbeda menuntut organisasi dan manajemen yang berbeda pula. Pembedaan terutama dapat dibuat antara OMP dan OMS. John T. Dunlop (Lane, 1986) mengemukakan sepuluh aspek yang secara tegas membedakan OMP dan OMS, yaitu:

1. Perspektif Waktu. Pejabat OMP cenderung mempunyai horison waktu yang lebih pendek karena masa kerjanya dibatasi oleh kalender politik (misalnya setiap lima tahun), sementara dalam OMS tidak terpengaruh oleh kalender politik tersebut sehingga horison waktunya dapat lebih panjang.

2. Lamanya Menjabat. Karena faktor tersebut pertama, jangka waktu manajer puncak/ pejabat tinggi dalam OMP secara relatif lebih pendek dibanding masa jabatan dalam OMS.

3. Ukuran Keberhasilan. Sulit jikapun ada kesepakatan tentang ukuran untuk menentukan keberhasilan pimpinan OMP, sementara untuk OMS sejumlah ukuran dapat disepakati, seperti: keuntungan finansial, luasnya pasar.

4. Kendala Kepegawaian. Pegawai negeri lebih sulit dikendalikan (dibuat menjadi lebih efisien, produktif, jujur) ketimbang pegawai swasta.

5. Kesamaan dan Efisiensi. Di sektor publik tekanan lebih diberikan kepeda peningkatan kesamaan manfaat dari suatu program publik untuk berbagai kelompok masyarakat, sementara di sektor swasta tekanan utamanya pada peningkatan efisiensi.

6. Proses Publik Lawan Proses Swasta. OMP lebih cenderung disorot masyarakat luas, sementara OMS cenderung kurang disorot atau lebih merupakan proses internal.

7. Peranan Media Massa. OMP harus senentiasa berhadapan dengan media massa yang meliput aktivitas dan melaporkan kinerjanya, sementara hal serupa kurang banyak terjadi dalam OMS.

8. Persuasi dan Pengarahan. Pejabat publik cenderung bersikap kompromis terhadap tekanan yang saling berlawanan, sementara pimpinan swasta kurang memperoleh tekanan semacam itu sehingga tidak banyak mengalami kontradiksi-kontradiksi dalam mengambil keputusan.

9. Dampak Legislatif dan Judisial. Pejabat publik seringkali menerima pengawasan dari legislatif atau bahkan dipengaruhi oleh keputusan peradilan, sementara pimpinan swasta lebih leluasa untuk bertindak.

10. Misi. Misi pemerintah sering terlalu abstrak, kurang operasional dibanding organisasi swasta (misalnya mencari untung, memperluas pasar, atau menjaga kelangsungan organisasi).

Namun demikian, pembedaan OMP dan OMS dari sudut kepublikan (publicness) masih menjadi polemik dalam literatur organisasi dan manajemen. Benar bahwa organisasi publik mempunyai warna publik yang menonjol. Tetapi organisasi swasta juga warna publik. Barry Bozeman (1987), dalam bukunya “All Organizations Are Public: Bridging Public and Private Organizational Theories” berpendapat bahwa “some organizations are governmental, but all organizations are public, “ dan kepublikan (publicness) dipandang sebagai kunci dalam memahami perilaku organisasi dan manajemen di semua organisasi, tidak hanya organisasi pemerintahan.

Kepublikan yang dimaksud oleh Bozeman adalah “ the degree to which the organization is affected by political authority”. Dalam hal ini organisasi swasta pada derajat tertentu dipengaruhi oleh otoritas publik, dan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh organisasi pemerintah, misalnya kontrol media massa, tidak adanya bottom line, pengaruh politik dalam pengambilan keputusan, dialami juga oleh organisasi swasta. Karena itu organisasi publik tidak cukup diartikan sebagai organisasi pemerintah, dan organisasi non-pemerintah dapat juga disebut sebagai organisasi publik.


C. Pendekatan OMP
Karena adanya perbedaan-perbedaan yang jelas antara OMP dan OMS, maka studi OMP perlu menggunakan pendekatan yang berbeda dengan studi OMS. John J. Dilulio, Jr (1989) mengusulkan pendekatan yang harus diambil dalam studi OMP, yaitu:

1. Pendekatan Normatif.
Pendekatan normatif melihat organisasi dan manajemen sebagai suatu proses penyelesaian tugas atau pencapaian tujuan. Efektivitas dari proses tersebut diukur dari apakah kegaitan-kegiatan organisasi direncanakan, diorganisir, dikoordinasikan, dan dikontrol secara lebih efsien. Organisasi Manajemen Normatif (OMN) sejak pembentukannya lebih bersifat “profit oriented” atau “business oriented” dan karena itu dianggap tidak cocok dengan ideologi pemerintahan dan administrasi negara yang lebih beorientasi kepada “public service”. OMN tersebut mendapat pengaruh yang kuat dari POSDCORB dan manajemen klasik.
Namun demikian, hal ini tidak berarti OMN harus dikesampingkan. dalam konteks tertentu dari “public service” itu, OMN masih penting peranannya, misalnya dalam menangani pekerjaan BUMN dan BUMD.

Badan-badan tersebut lebih berorientasi pada upaya mencari keuntungan buat daerah dalam rangka menunjang pembangunan di daerah sehingga lebih cenderung berpegang kepada prinsip-prinsip manajemen perusahaan. OMN yang sudah memanfaatkan kemajuan “science”, mutlak diperlukan.
Termasuk dalam pendekatan tersebut adalah beberapa fungsi yang sangat bersifat universal, yang dapat diperinci sebagai berikut:

a) Planning: suatu proses pengambilan keputusan tentang apa tujuan yang harus dicapai pada kurun waktu tertentu di masa mendatang dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Proses tersebut terdiri dari dua elemen, yaitu penetapan tujuan dan menentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi ini menghasilkan dan mengintegrasikan tujuan, strategi, dan kebijakan.

b) Organizing: suatu proses pembagian kerja (division of labour) yang disertai dengan pendelegasian wewenang. Organizing sangat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang garis kewenangan agar setiap anggota dalam organisasi bisa mengetahui apa kepada siapa dia memberi perintah dan dari siapa dia menerima perintah. Organizing juga diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kerja dan kualitas pekerjaan melalui “synergism” yang baik dimana orang bekerja bersama-sama akan meberikan output yang lebih besar daripada bekerja secara sendiri-sendiri. Disamping itu, organizing juga dapat memperbaiki komunikasi. Suatu struktur organisasi yang jelas dapat menggambarkan garis komunikasi antar anggota.

c) Staffing: suatu proses untuk memperoleh tenaga yang tepat, baik dalam jumlah maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam organisasi.

d) Coordinating: suatu proses pengintegrasian kegiatan-kegiatn dan terget/ tujuan dari berbagai unit kerja dari suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan secara efisien. Tanpa kordinasi, individu-individu dan bagian-bagian yang ada akan bekerja menuju arah yang berlainan dengan irama/ kecepatan yang berbeda-beda. Demikian pula, tanpa koordinasi, masing-masing bekerja sesuai dengan kepentingannya masing-masing dengan mengorbankan kepentingan organisasi secara keseluruhan.

e) Motivating: suatu proses pemberian dorongan kepada para anggota organisasi agar mereka dapat bekerja sesuai dengan tujuan organisasi. Proses tersebut dapat dipahami melalui suatu mekanisme berikut: Kebutuhan mempnegaruhi dorongan kerja, dan dorongan kerja mempengaruhi pencapaian tujuan. Berdasarkan mekanisme tersebut, seorang manajer harus memahami hakekat kebutuhan manusia dan dorongan kerjanya.

f) Controlling: suatu fungsi manajemen yang mencari kecocokan antara kegiatan-kegiatan aktual dengan kegiatan-kegiatan yang direncanakan. Fungsi tersebut sangat berkaitan dengan perencanaan yaitu merupakan feedback bagi perencanaan pada masa yang akan datang.

2. Pendekatan Deskriptif
Pendekatan Organisasi Manajemen Deskriptif (OMD) menurut Mintzberg, 1973 menggambarkan bahwa dalam kenyataannya seorang manajer lebih terlibat dalam melakukan kegiatan-kegiatan personal, interaktif, administratif, dan teknis, bukan kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam pendekatan OMN di atas.

a) Kegiatan personal: adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajer publik untuk mengatur waktunya sendiri, berbicara dengan para broker, menghadiri pertandingan dan kegiatan-kegiatan lain yang memuaskan dirinya atau keluarganya. Dalam konteks organisasi, kegiatan-kegiatan ini mungkin dianggap tidak penting, tetapi sebagai manusia, seorang manajer publik pasti terlibat, bahkan kadang-kadang menentukan keberhasilan kariernya. Seorang manajer publik yang berhasil mengatur kegiatan-kegiatan persoanlnya akan lebih sukses dalam memimpin organisasi.

b) Kegiatan interaktif: Manajer publik biasanya menggunakan banyak waktu untuk melakukan interaksi dengan bawahan, atasan, pelanggan, organisasi lain, dan pemimpin-pemimpin masyarakat. Biasanya dua pertiga dari waktu yang ada digunakan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Peranan yang dimainkan oleh manajer publik dalam konteks tersebut terdiri dari interpersonal, informational, dan decision making.

c) Kegiatan administratif: Kegiatan ini mencakup surat-menyurat, penyediaan dan pengaturan budget, monitoring kebijakan dan prosedur, penanganan masalah kepegawaian. Biasanya para manajer publik hanya menggunakan sebagian kecil saja dari waktu yang tersedia. Meskipun demikian, pengalaman menunjukkan bahwa banyak manajer publik yang mengeluh dengan kegiatan-kegiatan tersebut.

d) Kegiatan teknis: Kegiatan ini merupakan kegiatan seorang manajer publik untuk memecahkan masalah-masalah teknis, melakukan supervisi terhadap pekerjaan teknis, dan bekerja dengan menggunakan peralatan-peralatan dan perlengkapan-perlengkapan.

Disamping pandangan deskriptif yang dikemukakan oleh Mintzberg tersebut, ada juga pendekatan deskriptif PAFHRIER yang didasarkan atas penemuan Garson dan Oveman (Keban, 1995) tentang apa yang dilakukan oleh manajer publik di Amerika Serikat. PAFHRIER merupakan singkatan dari Policy Analysis, Financial Management, Human Resource Management, Information Management, dan External Relations. Policy analysis merupakan pengembangan lebih lanjut dari planning dan reporting; human resource management merupakan pengembangan dari staffing, directing dan coordinating; financial management merupakan pengembangan dari budgeting; dan information management merupakan pengembangan dari reporting, directing, dan coordinating.

Isi dari masing-masing pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Policy Analysis. Tugas pertama dari para manajer publik adalah melakukan analisis kebijakan publik. Perlu diperhatikan bahwa hanya manajer publik pada level yang lebih tinggi atau yang diberi wewenang dan tanggung jawab yang melakukan tugas tersebut. Tugas tersebut meliputi tiga kegiatan pokok yaitu perumusan masalah, identifikasi alternatif, dan proses seleksi alternatif.

b). Financial Management. Inti manajemen keuangan publik adalah bagaimana mengatur anggaran. Suatu anggaran publik adalah: 1) suatu pernyataan fiskal yang menggambarkan pendapatan dan pengeluaran dari semua unit-unit organisasi pemerintah, dan 2) suatu mekanisme untuk menegndalikan, mengatur, mengimplementasikan dan mengevaluasi semua kegiatan dari instansi pemerintah.

c) Human Resource Management. Dalam manajemen sumber daya manusia ada tiga hal pokok yang harus dipertimbangkan. Pertama, menyangkut bagaimana memperoleh SDM dalam jumlah dan kualitas yang tepat. Kedua, bagaimana meningkatkan kualitas pengembangan SDM sedemikian rupa sehingga mereka dapat bekerja sebaik mungkin dan dengan semangat yang tinggi, dan ketiga, bagaimana memimpin dan mengendalikan mereka sesuai dengan tujuan organisasi.

d) Information Management. Manajemen informasi sangat penting dalam suatu organisasi lebih-lebih organisasi yang telah berkembang dan kompleks. Informasi-informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengambilan keputusan, penilaian pekerjaan, sistem monitoring dan pengendalian, harus ditata, disusun dan disimpan secara teratur, sehingga dapat dengan mudah diperoleh apabila dibutuhkan. Pengelolaan informasi tersebut kini sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi, dan karenanya dikelola dalam suatu bidang disiplin yang disebut MIS (Management Information System).

e) External Relations. Suatu organisasi publik berada dalam suatu lingkungan yang sangat mempengaruhi dinamikanya. Karena itu, suatu organisasi harus menjaga hubungan luar. Lingkungan ini pada prinsipnya berasal dari organisasi lain atau unit lain, maupun masyarakat luas. Unit lain dalam organisasi yang sama, tidak dapat disangkal merupakan partner kerja yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi.


D. Menuju OMP Modern
OMP modern disebut oleh Max Weber sebagai birokrasi. Birokrasi adalah institusi formal yang ditata berdasarkan atas legitimitas rasional, mendasarkan diri pada peraturan-peraturan yang bersifat impersonal, orang yang bekerja di dalamnya menganggap pekerjaan di birokrasi sebagai karier, mereka masuk ke dalam birokrasi melalui proses seleksi yang obyektif didasarkan atas kriteria profesionalisme, dan di dalam birokrasi tersedia jenjang-jenjang karier dengan sistem konpensasi yang jelas.

Secara lebih operasional, Luther Gulick mengemukakan prinsip-prinsip OMP modern yang diasumsikan bersifat universal (validitasnya tidak dibatasi oleh tempat dan waktu). Prinsip-prinsip yang dikemukakannya adalah sebagai berikut:


1. The Division of Work
Karena setiap manusia berbeda dalam sifat, bakat, kemampuan dan ketrampilan, maka diperlukan pembagian kerja. Manusia yang sama tak mungkin berada di dua tempat yang berbeda pada saat yang sama. Cakrawala pengetahuan dan ketrampilan itu begitu luasnya sehingga sepanjang hayatnya seseorang hanya akan mampu menguasai sebagian kecil diantaranya. Waktu dan ruang membatasi kemampuan seseorang. Oleh karena itu, pembagian kerja merupakan kebutuhan setiap organisasi, bagaimanapun sederhananya. Tetapi pembagian kerja semakin dituntut seiring dengan perkembangan industrialisasi, karena ketika proses produksi menjadi kompleks, menggunakan teknologi yang semakin canggih, dan skala produksi yang semakin tinggi, tidak mungkin satu orang mengerjakan segalanya.

Namun pembagian kerja ada batasnya. Pada batas tertentu, pembagian kerja tidak dapat dikembangkan lebih jauh lagi. Ada beberapa faktor yang menentukan batas pembagian kerja (limits of division). Faktor pertama bersifat praktis, yaitu menyangkut alokasi waktu setiap pekerja. Pembagian kerja tidak boleh sampai membuat masing-masing pegawai membutuhkan waktu yanglebih pendek untuk menyelesaikan tugasnya dari seluruh waktu kerjanya. Ringkasnya, jangan sampai pembagian kerja justru menimbulkan pengangguran terselubung. Faktor kedua berkenaan dengan tekologi atau kebiasaan.

Dalam beberapa kasus, pekerjaan yang berbeda kadang-kadang justru lebih efektif apabila dikerjakan oleh orang yang sama. Misalnya, untuk kantor yang tidak terlalu besar, pekerjaan kesekretariatan (mengetik, filing surat, dll) dan penerimaan telepon (bell-boy) dapat diperankan oleh orang yang sama. Demikian pula di sejumlah pabrik pekerjaan elektronik dan perbaikan ledeng justru lebih efektif jika digabungkan. Batasan ketiga adalah pembagian kerja hanya tepat jika sifatnya fisik, bukan organik. Misalnya, tidak ada manfaatnya jika seorang perawat kendaraan dinas diberi pekerjaan khusus merawat hanya bagian depan kendaraan dan bagian belakang secara khusus diberikan kepada petugas lainnya.


2. Koordinasi Kerja
Dalam melakukan pembagian kerja terdapat suatu kesatuan tugas yang besar (the whole) perlu diperhatikan integrasi bagian-bagian (parts). Untuk bisa demikian harus ada koordinasi kerja. OMP dengan struktur otoritas yang ada dan jaringan komunikasi antara eksekutif di pusat dengan para stafnya merupakan cara terbaik untuk mencapai koordinasi. Struktur otoritas ini tidak hanya terdiri dari banyak orang yang bekerja sendiri di banyak tempat pada waktu tertentu, tetapi juga Atasan tunggal yang mempunyai otoritas untuk mengatur pekerjaan orang-orang tersebut. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar terjadi koordinasi kerja yang baik, yaitu: rentang kontrol (the span of control), satu bos (one master), efisiensi teknis (technical efficiency), dan pengendalian pimpinan (caveamus expertum).

Dari pandangan beberapa pakar lainnya tentang formulasi OMP modern, juga dapat diamati bahwa ciri-ciri ilmiah sangat menonjol. Kecuali itu, ciri-ciri sosio-psikologis juga mengemuka. Hal ini disebabkan karena para manajer publik terkelompokkan dalam lingkungan sosiaologik, sedangkan secara perorangan setiap manajer publik merupakan faktor produksi yang peka terhadap perubahan perilaku yang psikologis. Jadi, ciri-ciri sosio-psikologis dapat dikenakan pada OMP.

Seementara itu, keikutsertaan seluruh anggota manajemen, menuntut pengelolaan yang khas bagi SDM (HRD). Dengan cara itu, OMP modern juga memerlukan SDM yang profesional dan memiliki pola karier yang mantap. Dalam implementasinya, pengembangan SDM melekat secara langsung pada manajemen organisasi publik. OMP modern, dengan demikian secara lekat pula menggiatkan organisasi itu disamping memerlukan penyesuaian terhadap perubahan waktu. Ciri-ciri yang ditandai dengan keilmiahan, sosio-psikologis, pengembangan SDM, dan waktu serta dipergunakannya prinsip-prinsip eksprimentasi, kalkulasi, analitik, manfaat bagi masyarakat, kemahiran bermanajemen bagi perorangan dan kelompok, koordinasi yang lancar antar kelompok dan perorangan, program budaya kerja, dan manajemen strategis, secara jelas membedakan OMP modern dengan OM lainnya.

Pada tingkat perkembangan global dewasa ini, setiap sistem OMP merupakan sistem OM terbuka dan harus membuka diri dan menyatu dengan lingkungannya (bersifat kontingensial). Kontingensi dan interaksi antara suatu sistem OMP dengan lingkungan sosial politik, ekonomi dan budaya melahirkan kebutuhan yang bersasaran ganda, yaitu: 1) pemahaman akan posisi dan peranan OMP dalam kerangka kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, dan juga sebagai warga dunia dengan kondisinya yang selalu berkembang secara dinamis menurut ruang dan waktu; dan 2) peningkatan kemampuannya dalam memberikan jawaban atas tantangan, peluang, ataupun kendala yang dihadapi baik intern (inter administrative system) maupun ekstern (dalam kontingensi dan interaksi dengan lingkungannya), secara tepat, efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan secara optimal.

Untuk mencapai sistem OMP yang demikian, diperlukan “pembangunan OMP” dengan pendekatan antardisiplin, namun tetap perlu memperhatikan kehadiran berbagai dimensi OM secara proporsional. Dimensi-dismensi pokok yang senantiasa melekat atau terkandung didalam sistem OMP modern adalah: dimensi nilai, dimensi struktural, dimensi fungsional, dimensi teknologi dan informasi, dan dimensi perilaku. Dalam praktek, kelima dimensi tersebut merupakan satu kesatuan “sistemik”, meskipun secara analitis dapat dipisahkan.

Dalam konteks pembangunan dan dinamika lingkungan yang kompleks dan luas dewasa ini, sistem OMP diisyaratkan untuk dapat berperan dan mengembangkan diri sebagai suatu sistem manajemen strategis, yang ditandai antara lain dengan keterpaduannya dalam menyelenggarakan keseluruhan siklus dan hirarki kebijakan. Sejalan dengan posisi dan peranan demikian, sistem OMP dapat memanfaatkan antara lain studi “analisis kebijakan”, manajemen berdasarkan sasaran (MBO), sistem informasi dan komputer, sibernetik, di samping teknik-teknik perencanaan termasuk “strategic planning” yang selama ini telah dikenal. Dalam analisis kebijakan, permasalahan ekonomi, kemasyarakatan dan pemerintahan (public affairs), yang lazimnya memepunyai interdependensi yang kompleks, cenderung dikaji secara “sistemik”. Pendekatan analisis sistem (system analysis) dimana teori pengambilan keputusan (decision making theory), ilmu manajemen (management science), penelitian operasi (operation research), ekonomitrika (econometrics), dan berbagai pendekatan kuantitatif lainnya, merupakan peralatan yang dapat digunakan dalam perencanaan dan analisis kebijakan, di samping substansi disipliner ekonomi, politik, administrasi, pendidikan, kependudukan, bisnis dan sebagainya. Dalam rangka pembentukan kebijakan publik diperlukan pula pengamatan mengenai keseluruhan unsur sistemik seperti struktur, fungsi dan perilaku kelembagaan dalam penyusunan kebijakan dan “pengambilan keputusan” ataupun dalam tahapan manajerial lainnya.

Akhirnya, sukses penerapan berbagai ciri-ciri, prinsip-prinsip, maupun berbagai dimensi “OMP modern” tersebut dalam PJP II akan dapat diukur antara lain dari perubahan-perubahan perilaku yang ditandai oleh kemampuan aparatur negara dalam menerapkan kaidah-kaidah penuntun sebagaimana diamanatkan GBHN, peningkatan efisiensi dan produktivitas aparatur negara, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.


DAFTAR PUSTAKA
Darwin, Muhadjir, Teori Organisasi Publik, Magister Administrasi Publik UGM, Yogyakarta, 1994.
Denhart, Robert B., Theories of Public Organization, Montery CA: Books/ Cole Publishing Company, 1984.
Harmon, Michael M. dan Richard T. Mayor, Organization Theory for Public Administration, Boston: Little, Brown & Co, 1986.
Henry, Nicholas, Administrasi Negara dan Masalah-masalah Kenegaraan, Rajawali Pers, Jakarta, 1988.
Keban, Yeremias T., Manajemen Publik dalam Konteks Normatif dan Deskriptif, Laporan Penelitian Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fisipol UGM, Yogyakarta, 1994.
————————, Pengantar Administrasi Negara, Modul Untuk Matrikulasi PS Administrasi Negara Program Pasca Sarjana UGM, 1995.
Lane, Frederick S., Current Issues in Public Administration (third edition), New York: St. Martin’s Press, 1986.
Mustopadidjaja, “Dimensi-dimensi Teoritis Manajemen Modern” dalam Manajemen Pembangunan, No. 10/III, 1995.
Shafritz, J.M., dan A.C. Hyde, Classics of Public Administration, Pacific Grove, CA: Brooks/ Cole Publishing Company, 1987.
Shafritz J.M., Ott J.S, dan A.C. Hyde, Public Management: The Essential Reading, Chicago, Il: Lyceum Books/ Nelson-Hall Publisher, 1991.
Sukarno, Suyoso, “Pengembangan dan Penerapan Prinsip-prinsip Manajemen Modern Sesuai dengan Budaya Bangsa”, dalam Pembaharuan Administrasi Dalam Menghadapi Era Globalisasi, Pimpinan Pusat PERSADI, Jakarta, 1995.

Organisasi
Menurut Cyril Soffer .
Organisai adalah perserikatan adalah orang-orang yang yang masing-diberi peranan tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugasyang dibagikan diantara pemegang peranan dan digabung dalam beberapa bentuk hasil.

Mengapa harus mempelajari organisasi ?

1. Organisai adalah suatu bagian dasar keberadaan kita yang mencakup seluruh aspek masyarakat sekarang . Kompleksitas kehidupan modern membuat kita tergantung kepada berbagai organisasi.
2. Dengan mempelajari organisasi kita akan dapat secara lebih baik mengembangkan pemahaman kita terhadap bagaimana organisasi itu beroperasi dan bagaimana organisasi dapat berjalan lancer atau disusun.
3. Studi organisasi mempunyai nilai praktis sangat besar,baik untuk para manajer sekarang maupun dimasa depan.

Manajemen dan Organisasi
Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.

Manajemen dan Tata Kerja
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.

Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :

1. Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
2. Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.
3. Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.

Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini : Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan. Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja
Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Manajemen : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia.
2. Organisasi : Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerjasama.
3. Tata kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.

Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.

Sumber : http://rianprasetyamulya.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar